Malam, bulan, bintang, dan pohon!
Aku menyukai keempatnya.
Dari kejauhan tampak olehku bulan tlah bersanding dengannya. Sungguh terlihat sempurna. Aku (bintang) di sini melihatnya bahagia karena malamku tak lagi gelap dan muram.
Indah...sunyi...damai....
Aku masih bertahan sepanjang masa untuk tetap bersinar, temani malam dan siang. Menyaksikan matahari yang lebih dulu selalu setia pada siang, dan bulan yang berusaha untuk setia pada malam. Tetapi, aku di sini setia pada keduanya. Pohonpun menjadi saksi bisu betapa ku setia pada kedua sahabatku itu.
Sekarang, biarkanlah aku tetap bersinar! Temani siang, walau aku tak pernah tampak. Temani malam, walau bulan lebih terang. Aku hanya ingin menjadi penghias saat aku sedikit tampak mata. Mencoba untuk bersahabat dengan bulan. Dan biarkanlah jatuh dan menghilang pada waktunya. Saat aku jatuh, ku inginkan ada banyak pengharapan seiring kepergianku, walau itu bukan harapan atas diriku.
Berasa menyakitkan . . . . huhuhuhu, aku iri pada bulan Rabb. Aku tw aku bisa bersinar sendiri, bukanlah lilin yang harus bisa bersinar dengan membakar dirinya sendiri, bukanlah cermin yang hanya bisa memantulkan sinar yang dia berikan. Tetapi, aku di sini juga ingin dilihat. Tuhan, kau melihatku seperti bulan purnama yang bersinar terang ataukah hanya bintang yang tak tampak karna amalku ini? Aku takut ya Rabb. Tuhan, bolehkah aku meminta??? Perlihatkan aku padanya, Tuhan. Dia yang terbaik untukku....Namun, jika memang bukan dia....jauhkanlah dia dariku. Tak sedikitpun aku memiliki rasa itu padanya, aku ikhlas jika memang harus demikian. Yang aku tw itu hanya keinginan, keinginan itu tak selamanya merupakan kebutuhan. Aku tau itu....Engkaulah Yang Maha Mengetahui apa yang aku butuhkan, Tuhan. I Love ALLAH . . . .
BalasHapus