Senin, 20 Desember 2010

Kissing Disease

Anda sering berciuman dengan lawan jenis? Hoho...berhati-hatilah!

Hari ini aku iseng mencari artikel tentang kesehatan dan aku rasa artikel ini menarik untuk dibaca bagi siapapun terutama buat kawula muda nih. Ciuman mungkin bukan barang baru lagi bagi mereka yang telah menginjak usia remaja dan terperangkap dalam pergaulan bebas. Dengan bekal pengetahuan yang tak banyak, tetap saja mereka iseng dengan alasan "penasaran pengen tau rasanya, gak gaul kalo belom ciuman, dsb". Mereka tak sadar bahwa virus-virus telah mengintai dan siap untuk menyerang. 

Seberapa bahayakah penyakit Kissing Disease ini? Ayo, kita baca artikel di bawah ini!

    Nama resmi Kissing Disease adalah Infectious Mononucleiosis. Penyakit ini disebabkan oleh virus Cytomelago. Virus ini terdapat di kelenjar air liur, air seni, lendir leher rahim, sperma, air susu ibu, dan darah. Selain lewat berciuman, penularan penyakit ini juga dapat melalui transplantasi organ, donor darah, persalinan, serta oral seks. Diketahui bahwa virus ini sekerabat dengan Virus Herpes yang bersifat laten dalam tubuh manusia.
    Hampir sebagian besar orang dewasa pernah disinggahi virus ini, umumnya ketika masih usia remaja. Di Amerika, virus ini banyak menyerang remaja putra usia 16-18 tahun, dan remaja putri usia 14-16 tahun atau rata-rata pada usia antara 15-25 tahun. Dikirakan karena pada usia sekian para remaja mulai melakukan aktifitas ciuman. Gejala yang terjdi biasanya seperti gejala flu, yaitu demam, rasa tidak enak di tenggorokan, sering mengantuk, dan sebagainya. Tetapi gejala ini berlangsung dalam jangka yang lebih panjang, yaitu sekitar dua minggu. Dan tanpa disadari, hati dan limpa si pengidap akan membengkak. Untuk mengetahui apakah seseorang mengidap penyakit ini atau tidak, perlu dilakukan pemeriksaan darah yang disebut TORCH. TORCH adalah kependekan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomelago, dan Herpes.
    Bahaya penyakit Kissing Disease ini adalah menyerang selaput otak (meningen). Jaringan otak menjadi layu, kemudian secara perlahan-lahan sel-selnya mengalami kematian. Hal yang umum terjadi adalah berkurangnya pendengaran, gangguan penglihatan, kelumpuhan, dsb. Jika terdapat bagian sel otak yang mati, kemudian menyerang bagian motorik otak, maka yang seperti ini dapat mengakibatkan kelumpuhan. Dalam kasus kelumpuhan, mungkin tidak terjadi serta merta begitu saja. Biasanya, fase ini terjadi perlahan-lahan.
Selain virus Cytomegalo, ada jenis virus lain yang berpotensi ditularkan lewat berciuman, antara lain virus Epstein-Barr, virus Herpes-6, virus Hepatitis, parasit Toxoplasma, dan virus HIV penular AIDS sendiri. Virus Cytomegalo, Herpes-6, dan Toxoplasma, selain mengancam si empunya virus, juga dapat mengancam anak dalam kandungan. Ini hanya jika si ibu mengidap virus tersebut ketika hamil. Anak dalam kandungan tersebut terancam kelainan jantung, cacat, tuli, hydrocephalus, bahkan meninggal dunia atau keguguran. Maka dari itu, setiap ibu yang sedang mengandung janin sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah TORCH.
   Walaupun virus ini sangat berbahaya dan dapat mematikan janin, tetapi virus ini pada umumnya tidak sampai mematikan orang dewasa. Tetapi belakangan ini ditakutkan virus ini dapat memicu kerusakan pada pembuluh darah koroner. Juga beberapa jenis virus yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Selain itu, ditemukan juga bahwa virus ini berpotensi menimbulkan penyakit kanker kelenjar getah bening (Hodgkin).
    Tidak ada antivirus yang dapat diandalkan untuk menyembuhkan penyakit virus ini. Satu-satunya jalan yang harus dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah beristirahat total dan memulihkan sistem imun kita untuk melawan virus ini sendiri. Serta pada masa penyembuhan, pasien dilarang untuk berciuman dengan anak, istri, apalagi orang asing.


Sumber artikel:
Faiqhr. Kissing Diseasehttp://www.forumsains.com/artikel/kissing-disease/ pada tanggal 21 Desember 2010.

Vitamin D dan Kesehatan Tulang


Bahan baca berikut ini, saya rasa bagus bagi pembaca yang mempunyai masalah maupun yang tidak menginginkan adanya masalah dengan tulang. Mari simak bareng-bareng!


1. Fungsi Vitamin D
    Vitamin D sangat penting bagi kesehatan tulang karena berperan dalam penyerapan kalsium di lambung dan saluran pencernaan. Tanpa vitamin D yang cukup, tubuh kita tidak akan mampu menyerap kalsium dengan baik sehingga memiliki tulang yang lemah. Vitamin D adalah pro-hormon yang digunakan tubuh kita untuk mengangkut kalsium dari pencernaan melalui darah menuju ke tulang, jantung, otak, paru-paru dan organ lain yang memerlukannya.

2. Sumber Vitamin D
sumber vitamin D
Sumber vitamin D

   Vitamin D adalah vitamin yang larut di lemak yang secara alami hanya tersedia pada sedikit sekali jenis makanan. Vitamin D2 (ergocalciferol) terdapat pada beberapa tumbuhan dan jamur. Beberapa jenis ikan yang berlemak, seperti ikan cod, tuna dan salmon, mengandung vitamin D2 karena mereka memakan alga yang mengolah vitamin D dengan bantuan sinar matahari.

   Vitamin D3 (cholecalciferol) diproduksi tubuh ketika sinar ultraviolet mengenai kulit kita dan merangsang produksinya. Untuk mendapatkan vitamin D3 yang memadai, paparkan kulit Anda di sinar matahari selama 10-15 menit beberapa kali seminggu. Radiasi yang mengubah vitamin D di kulit memiliki panjang gelombang yang sama dengan yang menyebabkan kulit menghitam, karena itu penggunaan tabir surya akan menghambat produksi vitamin D. Seiring penuaan, efektivitas kulit dalam memproduksi vitamin D semakin berkurang.

   Vitamin D yang berasal dari makanan, suplemen dan paparan sinar matahari bersifat inaktif secara biologis sehingga harus menjalani dua proses hidroksilasi di dalam tubuh untuk mengaktifkannya. Proses pertama terjadi di hati dan mengubah vitamin D menjadi 25-hidroksivitamin D [25(OH)D], juga dikenal sebagai calcidiol. Calcidiol paling banyak tersedia di dalam tubuh dibandingkan bentuk vitamin D lainnya. Proses kedua terjadi terutama di ginjal dan membentuk zat aktif 1,25-dihidroksivitamin D [1,25(OH)2D], dikenal juga sebagai calcitriol. Inilah bentuk vitamin D yang membantu penyerapan kalsium.

Hati dan ginjal kita sangat berperan dalam pengubahan dari bentuk vitamin D yang inaktif menjadi aktif. Alasan utama mengapa alkohol memperburuk kondisi tulang adalah efek negatifnya terhadap hati. Beberapa penyakit ginjal juga menjadi pemicu terjadinya osteoporosis. Beberapa riset, misalnya, menunjukkan bahwa pasien yang menderita urolithiasis (proses pembentukan batu di ginjal, kandung kemih dan uretra) memiliki massa tulang yang lebih rendah dibandingkan rata-rata.

3. Mencegah Osteoporosis dengan Vitamin D
   Osteoporosis dapat dicegah dengan asupan vitamin D harian sebesar 200-400 unit. Banyak multivitamin dan suplemen kalsium yang juga mengandung vitamin D. Rata-rata satu tablet multivitamin tersebut mengandung 400 IU vitamin D. Karena itu satu tablet multivitamin setiap hari sudah cukup memenuhi kebutuhan vitamin D Anda.

   Perlu diketahui bahwa dalam proses pengubahan calcidiol menjadi calcitrol, hormon paratiroid (PTH)-lah yang merangsang ginjal melakukan proses itu. Bila Anda memiliki terlalu banyak calcidiol di dalam tubuh, akan terlalu banyak hormon paratiroid yang dilepaskan. Karena hormon tersebut juga merangsang pembentukan osteoclast (sel-sel yang melarutkan tulang), terlalu banyak PTH akan menyebabkan pengeroposan tulang. Karena itu, terlalu banyak vitamin D juga tidak baik bagi tulang Anda.


Sumber:
http://majalahkesehatan.com/vitamin-d-dan-kesehatan-tulang/

Senin, 13 Desember 2010

KISAH SITI FATIMAH AZ ZAHRA

Lahirnya Siti Fatimah Az Zahra r.a merupakan rahmat yang telah dilimpahkan Ilahi kepada Nabi Muhammad SAW. Ia telah menjadi wadah suatu keturunan yang suci. Ia laksana benih yang akan menumbuhkan pohon besar penyambung keturunan Rasulullah SAW. Ia satu-satunya yang menjadi sumber keturunan paling mulia yang dikenali umat Islam di seluruh dunia. Siti Fatimah Az Zahra r.a dilahirkan di Makkah, pada hari Jumaat, 20 Jamadil Akhir, lebih kurang lima tahun sebelum Rasulullah SAW di angkat menjadi Rasul.

Siti Fatimah Az Zahra r.a membesar di bawah naungan wahyu Ilahi, di tengah kancah pertarungan sengit antara Islam dan jahiliyah, di kala sedang hebatnya perjuangan para perintis iman melawan penyembah berhala.

Ketika masih kanak-kanak, Siti Fatimah Az Zahra r.a sudah mengalami penderitaan, merasakan kehausan dan kelaparan. Dia berkenalan dengan pahit getirnya perjuangan menegakkan kebenaran dan keadilan. Lebih dari tiga tahun, dia bersama ayah bondanya hidup menderita dibuang daerah akibat pemboikotan orang-orang kafir Quraisy terhadap keluarga Bani Hasyim.

Setelah bebas penderitaan setelah 3 tahun diboikot, datang pula ujian berat atas diri Siti Fatimah Az Zahra r.a, apabila wafatnya bonda tercinta, Siti Khadijah r.a. Perasaan sedih selalu sahaja menyelubingi hidup sehari-harinya dengan putusnya sumber kecintaan dan kasih sayang ibu.

Rasulullah SAW sangat mencintai puterinya ini. Siti Fatimah Az Zahra r.a adalah puteri bongsu yang paling disayang dan dikasihani junjungan kita Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW merasa tidak ada seorang pun di dunia, yang paling berkenan di hati baginda dan yang paling dekat di sisinya selain puteri bongsunya itu.

Demikian besar rasa cinta Rasulullah SAW kepada puteri bongsunya itu dibuktikan dengan Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Menurut Hadis tersebut, Rasulullah SAW berkata kepada Sayyidina Ali r.a demikian:

“Wahai Ali, sesungguhnya Fatimah adalah bahagian dari aku. Dia adalah cahaya mataku dan buah hatiku. Barang siapa menyusahkan dia, ia menyusahkan aku, dan siapa yang menyenangkan dia, ia menyenangkan aku…”

Penyataan baginda itu bukan sekadar cetusan emosi, melainkan suatu penegasan bagi umatnya, bahawa puteri baginda itu merupakan lambang keagungan peribadi yang ditinggalkan di tengah umatnya.

Ketika masih kanak-kanak, Siti Fatimah Az Zahra r.a menyaksikan sendiri ujian-uijian getir yang dialami oleh ayah bondanya, baik berupa gangguan-gangguan, mahupun penganiayaan-penganiayaan yang dilakukan orang-orang kafir Quraisy. Siti Fatimah hidup di udara Makkah yang penuh dengan debu perlawanan orang-orang kafir terhadap keluarga Nubuwah, keluarga yang menjadi pusat iman, hidayah dan keutamaan. Dia menyaksikan keteguhan dan ketegasan orang-orang mukmin dalam perjuangan gagah berani menghadapi komplot-komplot Quraisy. Suasana perjuangan itu membekas sedalam-dalamnya pada jiwa Siti Fatimah Az Zahra r.a dan memainkan peranan penting dalam pembentukan peribadinya, serta mempersiapkan kekuatan rohaniah bagi menghadapi kesukaran-kesukaran di masa depan.

Setelah ibunya wafat, Siti Fatimah Az Zahra r.a hidup bersama ayahandanyaa. Satu-satunya orang yang paling dicintai. Dialah yang meringankan penderitaan Rasulullah SAW ketika ditinggal wafat isteri baginda, Siti Khadijah. Pada suatu hari Siti Fatimah Az Zahra r.a menyaksikan ayahnya pulang dengan kepala dan tubuh penuh pasir, yang baru saja dilemparkan oleh orang-orang Quraisy, di saat ayahandanya sedang sujud. Dengan hati remuk-redam laksana disayat sembilu, Siti Fatimah r.a segera membersihkan kepala dan tubuh ayahandanya. Kemudian diambilnya air untuk mencucinya. Dia menangis tersedu-sedu menyaksikan kekejaman orang-orang Quraisy terhadap ayahnya.

Kesedihan hati puterinya itu dirasakan benar oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk menguatkan hati puterinya dan meringankan rasa sedihnya, maka Nabi Muhammad SAW sambil membelai-belai kepala puteri bongsunya itu, berkata, “Jangan menangis…, Allah melindungi ayahmu dan akan memenangkannya dari musuh-musuh agama dan risalah-Nya.”

Dengan tutur kata penuh semangat itu, Rasulullah SAW menanamkan daya juang yang tinggi ke dalam jiwa Siti Fatimah r.a dan sekaligus mengisinya dengan kesabaran, ketabahan serta kepercayaan bahawa Islam akan menang. Meskipun orang-orang sesat dan derhaka seperti kafir Quraisy itu sentiasa mengganggu dan melakukan penganiayaan-penganiayaan, namun Nabi Muhammad SAW tetap melaksanakan tugas risalahnya.

Pada ketika lain, Siti Fatimah r.a menyaksikan ayahandanya pulang dengan tubuh penuh dengan kotoran kulit janin unta yang baru dilahirkan. Yang melemparkan kotoran atau najis ke punggung Rasulullah SAW itu adalah Uqbah bin Mu’aith, Ubay bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf. Melihat ayahandanya berlumuran najis, Siti Fatimah r.a segera membersihkannya dengan air sambil menangis.

Nabi Muhammad rupa-rupanya menganggap perbuatan ketiga kafir Quraisy itu sudah keterlaluan. Kerana itulah maka pada waktu itu baginda memanjatkan doa ke hadrat Allah SWT: “Ya Allah, celakakanlah orang-orang Quraisy itu. Ya Allah, binasakanlah Uqbah bin Mu’aith, ya Allah binasakanlah Ubay bin Khalaf dan Umayyah bin Khalaf.”

Masih banyak lagi pelajaran yang diperolehi Siti Fatimah dari penderitaan ayahandanya dalam perjuangan menegakkan kebenaran Allah. Semuanya itu menjadi bekal hidup baginya untuk menghadapi masa mendatang yang berat dan penuh ujian. Kehidupan yang serba berat dan keras di kemudian hari memang memerlukan kekuatan jiwa dan mental.

Tepat pada saat orang-orang Quraisy selesai mempersiapkan komplot untuk membunuh Rasulullah SAW, Madinah telah siap menerima kedatangan baginda. Nabi Muhammad meninggalkan kota Makkah secara diam-diam di tengah kegelapan malam. Baginda bersama Abu Bakar As Siddiq meninggalkan kampung halaman, keluarga tercinta dan sanak saudara. Baginda berhijrah sepertimana dahulu pernah juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s dan Nabi Musa a.s.

Di antara orang-orang yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW termasuk puteri kesayangan baginda, Siti Fatimah r.a dan putera bapa saudara baginda yang diasuh dengan kasih sayang sejak kecil, iaitu Sayyidina Ali r.a yang selama ini menjadi pembantu yang paling dipercayai oleh baginda.

Sayyidina Ali r.a sengaja ditinggalkan oleh Nabi Muhammad untuk melaksanakan tugas khas, iaitu berbaring di tempat tidur baginda untuk mengaburi mata orang-orang Quraisy yang bersedia hendak membunuh baginda. Sebelum Sayyidina Ali r.a melaksanakan tugas tersebut, ia dipesan oleh Nabi Muhammad SAW agar barang-barang amanah yang ada pada baginda dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing. Setelah itu bersama semua anggota keluarga, Rasulullah SAW segera menyusul berhijrah.

Sayyidina Ali r.a membeli seekor unta untuk kenderaan bagi wanita yang akan berangkat hijrah bersama-sama. Rombongan hijrah yang menyusul perjalanan Rasulullah SAW terdiri dari keluarga Bani Hasyim dan dipimpin sendiri oleh Sayyidina Ali r.a. Di dalam rombongan Sayyidina Ali r.a ini termasuk Siti Fatimah r.a, Fatimah binti Asad bin Hasyim (ibu Sayyidina Ali r.a), Fatimah binti Zubair bin Abdul Mutalib dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutalib. Aiman dan Abu Waqid Al Laitsiy ikut bergabung dalam rombongan.

Rombongan Sayyidina Ali r.a berangkat dalam keadaan terburu-buru. Perjalanan ini tidak dilakukan secara diam-diam. Abu Waqid berjalan cepat-cepat menuntun unta yang ditunggang oleh kaum wanita, agar jangan dikejar oleh orang-orang Quraisy. Mengetahui hal itu, Sayyidina Ali r.a segera memperingatkan Abu Waqid, supaya berjalan perlahan-lahan, kerana semua penumpangnya adalah wanita. Rombongan berjalan melalui padang pasir di bawah sengatan terik matahari.

Di Dhajnan, rombongan Sayyidina Ali r.a beristirehat semalam. Ketika itu tiba pula Ummu Aiman (ibu Aiman). Ia menyusul anaknya yang telah berangkat lebih dahulu bersama Sayyidina Ali r.a. Bersama Ummu Aiman turut pula sejumlah orang muslimin yang berangkat hijrah. Waktu itu masing-masing sungguh sangat rindu ingin segera bertemu dengan Rasulullah SAW.

Waktu itu Rasulullah SAW bersama Abu Bakar As Siddiq sudah tiba dekat kota Madinah. Untuk beberapa waktu, baginda tinggal di Quba. Baginda menanti kedatangan rombongan Sayyidina Ali r.a. Rasulullah SAW memberitahu Abu Bakar As Siddiq bahawa baginda tidak akan memasuki kota Madinah, sebelum putera bapa saudaranya dan puterinya sendiri datang.

Selama dalam perjalanan itu, Sayyidina Ali r.a tidak berkenderaan sama sekali. Ia berjalan kaki menempuh jarak 450 km sehingga kakinya pecah-pecah dan membengkak. Akhirnya tibalah semua anggota rombongan dengan selamat di Quba. Betapa gembiranya Rasulullah SAW menyambut kedatangan orang-orang yang disayanginya itu.

Ketika Nabi Muhammad SAW melihat Sayyidina Ali r.a tidak dapat berjalan kaki kerana kakinya membengkak, baginda merangkul dan memeluknya sambil menangis kerana sangat terharu. Baginda kemudian meludah di atas tapak tangan lalu diusapkan pada kaki Sayyidina Ali r.a. Dikatakan sejak itu sehinggalah wafatnya, Sayyidina Ali r.a tidak pernah mengeluh kerana sakit kaki.

Peristiwa yang sangat mengharukan itu sangat memberi kesan dalam hati Rasulullah SAW dan tidak dilupakan selama-lamanya. Berhubung dengan peristiwa itu, turunlah wahyu Ilahi yang memberi penilaian tinggi kepada kaum Muhajirin, seperti terdapat dalam surah Ali Imran ayat 195.

Ijab Kabul Pernikahan

Siti Fatimah Az Zahra r.a mencapai puncak keremajaan dan kecantikannya ketika Islam dibawa Nabi Muhammad SAW sudah maju dengan pesat di Madinah dan sekitarnya. Ketika itu Siti Fatimah Az Zahra r.a benar-benar telah menjadi anak gadis remaja.

Keelokan parasnya banyak menarik perhatian. Tidak sedikit pemuda terhormat yang menaruh harapan ingin mempersuntingkan puteri Rasulullah SAW itu. Beberapa orang terkemuka dari kaum Muhajirin dan Ansar telah berusaha melamarnya. Menangani lamaran itu, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahawa baginda sedang menanti datangnya petunjuk dari Allah SWT mengenai puterinya itu.

Pada suatu hari Abu Bakar As Siddiq r.a, Umar Ibnul Khattab r.a dan Saad bin Muaz bersama-sama Rasulullah SAW duduk dalam masjid baginda. Pada kesempatan itu diperbincangkan antara lain persoalan puteri Rasulullah SAW. Ketika itu baginda bertanya kepada Abu Bakar As Siddiq r.a, “Apakah engkau bersedia menyampaikan persoalan Fatimah itu kepada Ali bin Abi Thalib?”

Abu Bakar As Siddiq r.a menyatakan kesediaannya. Ia berangkat untuk menghubungi Sayyidina Ali r.a. Sewaktu Sayyidina Ali r.a melihat datangnya Abu Bakar As Siddiq r.a dengan tergopoh-gopoh, ia menyambutnya dengan terperanjat kemudian bertanya, “Anda datang membawa berita apa?”

Setelah duduk rehat sejenak, Abu Bakar As Siddiq r.a segera memperjelaskan persoalannya, “Wahai Ali, engkau adalah orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mempunyai lebih keutamaan dibandingkan dengan orang lain. Semua sifat utama ada pada dirimu. Demikian juga engkau adalah kerabat Rasulullah. SAW. Beberapa orang Sahabat terkemuka telah menyampaikan lamaran kepada baginda untuk dapat mempersuntingkan puteri baginda. Lamaran itu semuanya baginda tolak. Baginda menyatakan, bahawa persoalan puterinya diserahkan kepada Allah SWT. Akan tetapi, wahai Ali, apa sebab hingga sekarang engkau belum pernah menyebut-nyebut puteri baginda itu dan mengapa engkau tidak melamar untuk dirimu sendiri? Kuharap semoga Allah dan Rasul-Nya akan menahan puteri itu untukmu.”

Mendengar perkataan Abu Bakar r.a itu, mata Sayyidina Ali r.a. berlinang-linang. Menanggapi kata-kata itu, Sayyidina Ali r.a. berkata, “Wahai Abu Bakar, anda telah membuat hatiku goncang yang sebelumnya tenang. Anda telah mengingatkan sesuatu yang sudah kulupakan. Demi Allah, aku memang menghendaki Fatimah, tetapi yang menjadi penghalang satu-satunya bagiku ialah kerana aku tidak mempunyai apa-apa.”

Abu Bakar r.a terharu mendengar jawapan Sayyidina Ali yang menyentuh perasaan itu. Untuk membesarkan dan menguatkan hati Sayyidina Ali r.a, Abu Bakar berkata, “Wahai Ali, janganlah engkau berkata seperti itu. Bagi Allah dan Rasul-Nya, dunia dan seisinya ini hanyalah ibarat debu bertaburan belaka!”

Setelah berlangsung dialog seterusnya, Abu Bakar r.a berjaya mendorong keberanian Sayyidina Ali r.a. untuk melamar puteri Rasulullah SAW.

Beberapa waktu kemudian, Sayyidina Ali r.a datang menghadap Rasulullah SAW yang ketika itu sedang berada di tempat kediaman Ummu Salamah. Mendengar pintu diketuk orang, Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapakah yang mengetuk pintu?” Rasulullah menjawab, “Bangunlah dan bukakan pintu baginya. Dia orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, dan ia pun mencintai Allah dan Rasul-Nya!”

Jawapan Nabi Muhammad SAW itu belum dapat memuaskan hati Ummu Salamah r.a. ia bertanya lagi, “Ya, tetapi siapakah dia itu?”

“Dia saudaraku, orang kesayanganku!” jawab Nabi Muhammad SAW.

Tercantum dalam banyak riwayat, bahawa Ummu Salamah di kemudian hari mengisahkan pengalamannya sendiri mengenai kunjungan Sayyidina Ali r.a kepada Nabi Muhammad SAW itu: “Aku berdiri cepat-cepat menuju ke pintu, sampai kakiku terhantuk-hantuk. Setelah pintu kubuka, ternyata orang yang datang itu ialah Ali bin Abi Thalib. Aku lalu kembali ke tempatku semula. Dia masuk, kemudian mengucapkan salam dan dijawab oleh Rasulullah SAW. Ia dipersilakan duduk di depan baginda. Ali bin Abi Thalib menundukkan kepala, seolah-olah mempunyai maksud tetapi malu hendak mengutarakannya.

Rasulullah mendahului berkata, “Wahai Ali, nampaknya engkau mempunyai suatu keperluan. Katakanlah apa yang ada dalam fikiranmu. Apa saja yang engkau perlukan, akan kauperoleh dariku!”

Mendengar kata-kata Rasulullah SAW itu, lahir keberanian Ali bin Abi Thalib untuk berkata, “Maafkanlah aku, ya Rasulullah. Engkau tentu ingat bahawa engkau telah mengambil aku dari bapa saudara engkau, Abu Thalib dan ibu saudara engkau, Fatimah binti Asad, ketika aku masih kanak-kanak dan belum mengerti apa-apa. Sesungguhnya Allah telah memberi hidayah kepadaku melalui engkau juga. Dan engkau, ya Rasulullah, adalah tempat aku bernaung dan engkau jugalah yang menjadi wasilahku di dunia dan Akhirat. Setelah Allah membesarkan aku dan sekarang menjadi dewasa, aku ingin berumah tangga, hidup bersama seorang isteri. Sekarang aku datang menghadap untuk melamar puteri engkau, Fatimah. Ya Rasulullah, apakah engkau berkenan menyetujui untuk menikahkan diriku dengannya?”

Ummu Salamah meneruskan kisahnya, “Ketika itu kulihat wajah Rasulullah nampak berseri-seri. Sambil tersenyum baginda berkata kepada Ali bin Abi Talib, “Wahai Ali, apakah engkau mempunyai suatu bekal mas kahwin?”

“Demi Allah,” jawab Ali bin Abi Talib dengan terus terang, “Engkau sendiri mengetahui bagaimana keadaanku, tak ada sesuatu tentang diriku yang tidak engkau ketahui. Aku tidak mempunyai apa-apa selain sebuah baju besi, sebilah pedang dan seekor unta.”

“Tentang pedangmu itu,” kata Rasulullah menanggapi jawapan Ali bin Abi Talib, Demikianlah riwayat yang diceritakan Ummu Salamah r.a.

Setelah segala-galanya siap, dengan perasaan puas dan hati gembira, dengan disaksikan oleh para Sahabat, Rasulullah mengucapkan kata-kata ijab kabul pernikahan puterinya: “Bahawasanya Allah SWT memerintahkan aku supaya menikahkan engkau Fatimah atas mas kahwin 400 dirham (nilai sebuah baju besi). Mudah-mudahan engkau dapat menerima hal itu.”

“Ya, Rasulullah, itu kuterima dengan baik, “ jawab Ali bin Abi Tali r.a dalam pernikahan itu.

Demikianlah berlakunya pernikahan antara dua orang yang sangat dicintai oelh Rasulullah SAW yakni puterinya, Siti Fatimah dan Sahabat yang jua merupakan sepupu baginda yakni Sayyidina Ali. Rasulullah SAW mendoakan keberkahan atas perkahwinan itu.

Sejarah menyaksikan bahawa Fatimah puteri Rasulullah adalah seorang wanita mulia yang menempuh berbagai ujian yang memerlukan pengorbanan yang cukup besar dalam hidupnya. Walaupun beliau adalah puteri Rasulullah, namun hidupnya bukannya disaluti kemewahan dan kesenangan, tetapi kemiskinan dan kesusahan. Apabila berkahwin dengan Saidina Ali, kehidupannya tetap susah. Walaupun Rasulullah pemilik kepada seluruh kekayaan di muka bumi tapi baginda tidak pernah mendidik anaknya dengan kemewahan.

Sewaktu menjadi isteri Sayyidina Ali, Siti Fatimah menguruskan sendiri keperluan rumahtangganya. Sayyidina Ali sering tiada kerana keluar berjuang bersama Rasulullah SAW. Setiap hari, Siti Fatimah mengangkut air dari sebuah perigi yang jauhnya dua batu dari rumahnya. Beliau mengisar tepung untuk keperluan makanan keluarganya. Dalam serba susah dan miskin, beliau tetap ingin bersedekah walaupun hanya dengan sebelah biji kurma. Siti Fatimah tidak pernah mengeluh atau menyalahkan suaminya terhadap kesusahan yang terpaksa dihadapinya. Bahkan dikatakan bahawa seluruh kesusahan wanita di dunia ini telah ditanggung oleh beliau sehingga beliau tidak perlu dipologamikan. Wanita mulia ini sangat pemalu dan sangat menjaga maruah dirinya.

Sewaktu Rasulullah SAW hampir wafat, dia menemani ayahnda kesayangannya itu. Ketika itu Rasulullah SAW telah berbisik ke telinga kanannya. Rasulullah memberitahu Siti Fatimah bahawa sudah sampai masanya untuk baginda mengadap Tuhan. Siti Fatimah sungguh sedih kerana akan berpisah dengan ayah yang sangat dikasihinya. Kemudian baginda berbisik ke telinga kirinya pula. Siti Fatimah tersenyum gembira. Rupa-rupanya, Rasulullah SAW menyatakan bahawa Siti Fatimah adalah orang yang pertama yang akan menyusuli baginda.

Siti Fatimah meninggal di usia 28 tahun, lebih kurang lima bulan selepas wafatnya Rasulullah SAW.


From:

Kamis, 02 Desember 2010

Surat Cinta Untukmu..."Tulang-ku"

Semakin terasa asimetrisnya
Semakin gak jelas bentuknya
Semakin jelas perbedaannya
Semakin kudalami semua tentangmu
Semakin kusadari ternyata kau bersemayam di sini
Aku menderita karenamu
Dia tulang punggung bagiku
Tak usahlah kau melukainya
Atau bahkan aku yang telah melukainya?

Memang....
Kusadari salahku
Semua karena kebiasaan burukku
Tak pedulikan posisinya....
Dihatiku....

Pergilah kau!
Jangan ganggu dia dan aku!
Kami hanya ingin hidup tanpa derita darimu
Cukup sudah....

Jumat, 19 November 2010

Di kala senja telah berlalu......

Jatuh Cinta???

Aku terima mereka bilang apa tentangku

Tiada Kata Telat Dalam Belajar

Hm....akhirnya modemku beres juga!
Inilah awal kisahku dalam membuat blog.
Keinginan yang sudah cukup lama ini akhirnya terealisasi.

Telat banget sih baru punya blog?
Buatku tiada kata telat dalam belajar!


Mengapa aku tertarik?
Hidup ada kalanya kita mengalami yang namanya bosan!
Ahahhaa....bosan idup? Mati aja lw!
Gak gitu juga kaleeee!

Lalu bagaimana aku menyikapinya?

Kebosanan idup dalam diri itu, aku rasakan karena adanya tekanan yang tak kunjung selesai. Dalam hal apapun! Atau mungkin baru selesai, sudah dateng yang baru. Lebih parahnya lagi....belum selesai, udah dateng temen2nya! Ahahaha...jadilah gunung!

Bak gunung Merapi.....kalau sudah waktunya toh dia batuk2 dulu....trus mulai dah tuh brasa panas mpe asepnya ngepul! Saking panasnya tuh isi badan Merapi...toh akhirnya dia muntah2 juga! Yang kena getahnya sapa? Orang sekitar juga kan?

Nah....itulah hal yang aku alamin! Aku pengennya si ni tempat bisa buat tempat share yang kita bebas mengekspresikan apa yang kita rasa. Asalkan saja kita tw batasan-batasan like kode etik gitu. Buat aku, blog ini adalah diary keduaku yang dapat aku share ke siapapun yang mw baca. Lebih menariknya lagi, tak habis dimakan jaman!

Just for fun!

Kalo anda tertarik ya baca aja, kalo gak yaa bukan masalah aku juga. Toh tujuanku itu toh hanya untuk meluapkan isi hatiku aja. Unek-unek yang gak mw aku peliara.

yapz....this is my mind!