Minggu, 26 Juni 2011

Patah Hatikah?

Pagi ini aku masih terjaga. Rambut masih basah juga sedari jam 10 malam tadi. Malas untuk segera beranjak tidur. Tadi sudah melanggar kali ini pun ingin kulanggar aturan sekali lagi. Lebih baik aku nulis ja deh!

Mungkin karna ku tlah patah hati???
Pertanyaan ini sangat sulit aku jawab. Apa iya karna udah patah hati, diri ini menjadi tertutup untuk mencoba menerima lelaki yang mendekati untuk memperistri? wO.oa pusing otak ini. Bila patah hati,,,,brati aku pernah merasakan jatuh cinta? Pertanyaannya sekarang, pada siapa aku tlah menjatuhkan hatiku ini padanya?

Kala kita jatuh cinta, apa mungkin kita tidak menyadarinya? Ah, pertanyaan ini sungguh hanya bisa dijawab oleh diriku sendiri. 

Apa benar aku ini telah dibuat patah hati sampai takut untuk tersakiti yang kedua kalinya? Apa aku ini tengah merasakan yang namanya patah hati? PADA SIAPA???? Udah ngacak-ngacak rambut pun aku masih gak tw apa yang aku rasakan.

Tapi anehnya hal inilah yang mengembalikanku seperti semula. Sekarang aku jarang dan sangat jarang online, lebih sering menghabiskan waktuku bersama seseorang ajah. Kemaren tumben aja aku juga pulang ke rumah dengan sangat tenang tanpa membawa lepi kesayangan aku. Seharian tanpa membuka lepi aku n jaringan internet. Secara perlahan aku mulai kembali. Pas mandi tadi siang (hemph,,,entah mandi siang yang kedua atau yang pertama) aku tiba-tiba merasa bahwa aku punya keberanian lagi untuk menghadapi semua yang ada di hadapanku. Mungkinkah ini karna pelarianku terhadap kepatahhatianku? Aku hanya tau jika aku memiliki sesuatu yang sangat menyakitkan, aku akan melupakan hal itu dan mencari kesibukan yang lain. Kesibukan yang menghabiskan banyak tenaga dan pikiranku. Mungkinkah ini adalah bentuk pelarianku dari rasa patah hati karna aku tlah jatuh cinta pada seseorang?

Allah, seandainya ini adalah bentuk pelarianku terhadap rasa sakit yang kurasakan pada seseorang.....aku berterima kasih karna Engkau masih melindungi hambaMu ini untuk segera melupakan segala rasa yang telah ada itu karna memang bukan hak hamba memilikinya.

Tapi.....kadang aku menolak jika ini adalah bentuk pelarian karna ku tlah patah hati. Aku kadang merasa bahwa kemaren ada masa tersulitku karna aku diberi tekanan yang lebih (lebih tepatnya aku dikalahkan oleh rasa takutku). Aku merasa bahwa sekarang lah waktu yang tepat untuk memulai segala perbaikan di mana aku tlah berdiri sendiri sekarang ini. Aku tlah ditinggal yang lain. Harusnya mungkin yang muncul adalah rasa malu. Tapi anehnya bukan rasa malu yang aku peroleh, melainkan spirit aku yang bertambah besar. Benar-benar membakar semangatku untuk segera berlari mengejar ketinggalan kawanku yang lain (mungkin karna aku merasa sudah sendiri, jadi aku harus mandiri). Aku bahkan punya pikiran bahwa aku akan selalu sehat dan diberi lindungan Allah. Sedikitpun aku tak diberi penyesalan atas pilihan hidupku beberapa waktu lalu. Pilihan yang salah aku rasa tak selalu berakhir dengan air mata penyesalan. Aku telah membuktikannya di masa lalu, aku percaya Allah lah yang telah memilihkan jalan seperti ini padaku. Aku hanya bisa berusaha dan memohon padaNya yang terbaik dan inilah yang terbaik bagiku. Patah hati atau bukan,,,,memang aku belom ketemu jodohku si! Hahahhahahhaha POSITIVE THINKING! ^^

Jangan Marah! ^^

Kali ini aku membaca suatu postingan dalam web dan kembali lagi aku teringat seseorang yang rupanya masih membayangi setiap langkah dan pemikiranku. Bukan karena dia yang istimewa, tapi hal yang disampaikannyalah yang istimewa sehingga aku tak dapat untuk melupakannya sedikit pun. n_n

Hahhaha, bener-bener selalu tersenyum dibuatnya. Penyampaian yang cukup sederhana yang mampu mengubah sifatku ini menjadi lebih baik n pastinya menjadi pendengar yang baik. Semoga selanjutnya menjadi pengeksekusi yang baik pula dalam kesehariannya. Aamiin.

Hadits ini semakin mengingatkanku untuk selalu menjaga emosiku dan aku rasa aku tak perlu lah menyimpan amarah. Marah adalah batu yang dilemparkan oleh syaitan ke dalam hati setipa Bani Adam sehingga nafasnya memburu, memerah wajahnya, sampai mendidih darah seorang Bani Adam karena marah.
Ada seorang laki-laki meminta nasehat kepada Rasulullah, “Nasehatilah aku” Rasulullah menjawab, “Jangan marah!”, kemudian laki-laki tersebut mengulangi permohonannya lagi, Rasulullah menjawab, “Jangan marah” (HR. Bukhori)

Untukmu Bakal "Imam"ku


...بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥ღ☆ღ

Untukmu Bakal 'Imam'ku yang tiada siapapun
mengenali termasuklah diri ini, dirimu masih rahasia penciptamu..rahasia yang telah ditentukan untukku, yang perlu kusingkap dengan segunung taubat dan sepenuh sungguhan sujudku, cuma jambatan istikharah jua yang bisa merangkai rahasiaku ini....

Ketahuilah wahai mujahidku, Ketahui namamu tidak menjadi idamanku, apalagi untuk menatap wajahmu, menggeletar diri ini apabila terfikirkan azab Allah, justru diri ini amat bersyukur karena masih tidak ditakdirkan sembarang pertemuan antara kita, ku bimbang andai terjadi pertemuan itu sebelum lafaz akad darimu, sungguh kita menempuh siksaan Allah. Ya Tuhan kami lindungi kami...

Biar bertahun lama, yang ku tunggu bukan dirimu tetapi yang ku tunggu adalah lafaz akad yang akan membimbing diri ini ke Jannah Allah. Apalah artinya perasaan kasih yang bersemi untukmu suamiku andai maharnya bukan kemampuanmu untuk mendidikku menjadi mujahidah yang mencintai DIA lebih dari segala...

Tiada yang lebih bahagia suamiku, melainkan didikanmu yang akan membuat diri ini mencintai perjuangan menegakkan Dien ini, berikan ku sepenuh kekuatanmu dalam mendidik iman ku agar syahid ku damba, berikanku segala kasihmu jua agar sujudku kan tegar padaNya dalam memohon dikurniakan pada kita mujahid-mujahid yang akan menyambung perjuangan abah mereka.

Berikanku sepenuhnya sebagian hati yang kau sediakan untuk diriku, agar sebagian hati mu itu akan menjadi inspirasi padaku untuk menghantar satu per satu mujahid kita ke medan jihad. Mungkin kau heran suamiku, mengapa diri ini hanya maukan sebagian hatimu dan bukan sepenuhnya. Suamiku, hatimu itu milik Rabbul jalil, dan kumohon sebagian itu sebagai semangatku wahai suamiku. Dari awal lagi sudah kudidik hati ini, bahwa dirimu, suamiku, bukan milikku dan juga mujahid-mujahidku itu bukan milikku... kalian milik Allah, dan diriku hanya medan yang diciptakanNya untuk menyambung generasi jihad dari rahim ini.

Wahai suamiku, seadanya diri ini sekarang, hanyalah dalam mujahadah mentarbiyyah jiwa agar diriku bisa menjadi sayapmu mengenggam syahid. Tersangatlah bimbang diri ini andai ku gagal mendidik hati, karna yang kuimpi seorang pejuang untuk menyambung jihad yang terbentang dengan melahirkan para mujahid...

Wahai suamiku, walau dimana jua dirimu dan siapa jua dirimu yang pasti bersama kita mendidik hati mencintai SYAHID demi ridhaNya, sebagai hamba yang menikmati kurniaan yang tidak terkira dari Rafi'ul A'la, bersamalah kita bersyukur, bersyukur dengan mencintai DIA lebih dari segala isi dunia dan dunia ini...karna hilang arti pada sebuah kehidupan andai cinta dari Allah tidak kita balas, andai cinta sementara bisa melukakan hati sepatutnya hati-hati kita robek sudah karna gagal membalas segunung cinta dari DIA Maha Esa...

Semoga semuanya terjawab dalam sujud yang kita labuhkan demi ridhaNya... biarlah seribu malam berlalu tapi pastikan ianya berlalu dengan alunan sendu dalam sujud kita diatas lembaran tahajjud...

Kamis, 09 Juni 2011

JUNI-JULI 2006

Hmmm....hari ini aku dapet kiriman video tentang masa lalu. Masa 5 tahun silam di saat kami berjuang bersama untuk masuk ke tahap baru, yakni mahasiswa. Ada banyak cerita suka maupun duka penuh cinta....dan taukah jawaban atas pertanyaan kami di masa lalu itu? Kami kini telah keluar dan masih ada juga yang mencoba untuk keluar dari mimpi kami terdahulu. Mencoba untuk menggapai mimpi kami yang lain melanjutkan perjuangan di masa lalu, di mimpi yang lalu. Meski perjuangan kini tak kami jalani bersama-sama lagi,,,,,namun masih ada kebersamaan itu. Bukankah selamanya kami terikat oleh kenangan masa lalu? Terikat oleh kepedulian kami terhadap generasi penerus, karna dengan itulah kami berterima kasih terhadap pendahulu kami yang juga memimpikan kami yang sekarang di masa lalu.
Coba kau tunjuk satu bintang s'bagai pedoman langkah kita. Jabat erat hasil karyaku…hingga terbias warna syahdu. Akan ku ukir satu kisah tentang kita di mana baik dan buruk terangkum oleh indah. Akan ku cerna semua karya cipta kita di mana hitam dan putih terbalut oleh hangatnya cinta. Dan bila semua terwujudkan...di sisimu s'lalu hariku. (Tunjuk Satu Bintang ~ SO7)
Aku adalah bagian dari masa lalu, meski itu adalah fase kegagalan....buatku ini adalah fase kejayaanku...fase di mana kebahagiaanku bermula . . . . .